Tukang Kayu di Sleman Dapat Bantuan Program BSPS


Program peningkatan kualitas rumah tidak layak huni (RTLH) menjadi rumah layak di Kabupaten Sleman, D.I Yogyakarta mendapat sambutan positif dan dukungan dari masyarakat. Penyaluran dana Rp 20 juta untuk peningkatan pembangunan hunian melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) diharapkan mampu membantu masyarakat memiliki hunian yang layak dari sisi konstruksi bangunan yang berkualitas serta lingkungan tempat tinggal yang nyaman.

"Program BSPS atau yang dikenal dengan istilah bedah rumah memang dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas rumah masyarakat yang tidak layak huni menjadi layak huni," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Program BSPS, imbuhnya, dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia sehingga diharapkan mampu membantu pemerintah daerah mengentaskan RTLH di daerahnya. Selain itu sekaligus mendorong masyarakat untuk bergotong royong membantu mengubah RTLH yang ada di daerahnya.

Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa III, Salahudin Rasyidi didamping Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi D.I Yogyakarta, Wahyu Adi Satriawan menjelaskan, ada sekitar 200 RTLH di Kabupaten Sleman yang mendapat bantuan tersebut. Sedangkan total target RTLH di Provinsi D.I Yogyakarta yang akan dibedah lewat Program BSPS  sekitar 1.986 unit.

Dana BSPS yang disalurkan dari Kementerian PUPR melalui bank penyalur kepada masyarakat berupa dana Rp 17,5 juta yang digunakan untuk pembelian bahan bangunan dan sisanya Rp 2,5 juta untuk upah tukang.

"Kami juga menugaskan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) untuk melaksanakan pendampingan kepada masyarakat penerima BSPS. Kami harap rumah masyarakat yang dibedah menjadi lebih kuat, kokoh dan tentunya memiliki konstruksi yang baik mengingat daerah ini juga termasuk rawan gempa," terangnya.

Salah seorang penerima BSPS, Sarijo (62 tahun) warga Dukuh Sawahan, Margomulyo, Seyegan, Sleman mengaku sebelumnya tidak pernah bermimpi bisa mendapat BSPS. Dia menceritakan bahwa sebelumnya dinding rumahnya retak-retak dan setelah mendapat pendampingan TFL BSPS ternyata konstruksi rumahnya tidak memenuhi syarat dan perlu diperkuat konstruksinya.

"Setalah dibongkar ternyata konstruksi rumah saya perlu diperbaiki dan saya juga mengeluarkan dana swadaya Rp 5 juta untuk menambah dana BSPS yang saya terima untuk membeli bahan bangunan. Alhamdulillah atap genteng, dinding dan pondasi rumah sudah diganti jadi lebih kuat," katanya.

Bagi Sarijo yang bekerja sehari-hari sebagai tukang kayu, Program BSPS mampu merubah rumahnya dan tetangga-tetangganya yang kurang layak menjadi lebih layak. Dirinya berharap program tersebut bisa dilanjutkan kembali agar banyak masyarakat merasakan program pro rakyat tersebut.

"Terimakasih kepada Presiden Joko Widodo yang sudah mendorong Program BSPS ini. Semoga Program BSPS ini dilanjutkan supaya banyak orang yang rumahnya jadi layak huni seperti rumah saya," harapnya. (BALAI P2P JAWA III/ BAGIAN HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN KEMENTERIAN PUPR)