Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Sampah TPST RDF Oxbow Mekarrahayu
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan didampingi Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Direktur Sanitasi Tanozisochi Lase, Kepala CPMU ISWMP Ditjen Cipta Karya, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat Oscar RH Siagian, Kasi Pelaksana Wilayah II, Kasatker PPPW II Provinsi Jawa Barat, dan PPK Sanitasi Wilayah II beserta jajaran meninjau ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Oxbow Mekarrahayu Kabupaten Bandung, Selasa (29/08/2023).
Kunjungan kerja Menko Marves ke TPST Oxbow Mekarrahayu dilakukan dalam rangka monitoring dan evaluasi capaian program dan kegiatan implementasi Perpres NOmor 15 Tahun 2018. TPST Oxbow Mekarrahayu Kabupaten Bandung merupakan bagian dari “Program Improvement of Solid Waste Management to Support Metropolitan and Regional Cities Project” yang didanai oleh World Bank bertujuan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan di kabupaten/kota yang berada pada daerah aliran Sungai Citarum. Pembangunan TPST dengan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) Kabupaten Bandung direncanakan dapat mengolah sampah yang bersumber dari kegiatan domestik rumah tangga dan sampah pasar dengan kapasitas 20 ton/hari.
Keberadaan tempat pengolahan sampah TPST berteknologi RDF ramah lingkungan ini diharapkan menjadi bagian dari penanggulangan masalah sampah di area DAS Citarum, termasuk di Bandung.
“TPST Cicukang Oxbow memiliki luas lahan terbangun 1.463,18 m2 dapat mengolah sampah yang bersumber dari kegiatan domestik rumah tangga dan sampah pasar dengan kapasitas 20 ton/hari," tutur Direktur Sanitasi Tanozisochi Lase.
Menko Marves setelah menerima penjelasan terkait TPST ini tertarik dan berencana untuk mengembangkannya. Terlebih, mesin pengelolaan sampah di TPST ini menggunakan teknologi RDF. “Sekarang ini setiap langkah dilakukan untuk memadukan sampah, RDF itu kelihatannya berhasil tadi dari sektor 7 mereka punya inovasi membuat proses pengelolaan sampah dengan standar yang bagus bisa 1 ton/jam,” ujar Luhut.
Setelah melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi capaian program dan kegiatan implementasi Perpres 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum di TPST Cicukang Oxbow, di Desa Mekarrahayu, Kabupaten Bandung rombongan melanjutkan agenda rapat koordinasi monitoring dan evaluasi capaian program dan kegiatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum TA 2023 yang berlokasi di Gedung Sate, Bandung.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan jika penanganan pencemaran Sungai Citarum menghasilkan progres yang luar biasa selama lima tahun terakhir. Pria yang akrab disapa dengan nama Kang Emil ini menyebutkan indikator pencemaran Sungai Citarum sebenarnya sempat menyentuh angka 55 poin di masa pandemi Covid-19. “Waktu Covid di 2020 akhir kita sempat menyentuh 55 poin, tapi setelah ada relaksasi ekonomi turun lagi tapi masih kategori cemar ringan. Kemudian untuk pengelolaan sampah dari target mengelola 6.600an ton/hari, kini pengelolaan sampah mencapai 3.383 ton/hari. Sejak kegiatan ini di inisiatifkan, pengelolaan sampah yang sangat terkonsep dan terkoordinasi mencapai target 50,98%,” kata Emil.
Dalam rapat tersebut, Luhut meminta agar dilakukan pembersihan sampah dan pengerukan di sepanjang bantaran Sungai Citarum. “Ini masih musim kering, ini akan kering terus sampai September-Oktober, November baru mulai nanti basah,” ungkap Luhut. (Iwa-Afi/BPPW Jabar/ari)