Jembatan Kuning Jadi Salah Satu Ikon Wisata Bali
Sejumlah jembatan yang dibangun tidak hanya menjadi penyambung antar wilayah, namun juga sebagai sebuah ikon wilayah. Salah satunya adalah jembatan Kuning di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Jembatan gantung yang menghubungan Pulau Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan ini kerap didatangi wisatawan dan dijadikan tempat berfoto.
Jembatan Kuning juga dijuluki sebagai jembatan cinta karena menjadi tempat berfoto pasangan yang mengabadikan momen kebersamaan mereka. Memiliki panjang 138 meter dan lebar 1,8 meter, jembatan Kuning terdiri dari tiga bentang yakni sepanjang 24 meter, 90 meter, dan 24 meter. Sesuai fungsinya, Jembatan gantung ini hanya dapat dilintasi oleh para pejalan kaki dan juga kendaraan roda dua.
Untuk diketahui, Jembatan Kuning yang berdiri sekarang dibangun oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan diresmikan pada tahun 2017. Jembatan ini menggantikan jembatan yang sebelumnya runtuh pada akhir tahun 2016 akibat tergerus erosi dan sempat memutus akses masyarakat di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.
Pembangunan kembali jembatan tersebut dilaksanakan dengan tetap menggunakan bangunan bawah yang sudah ada namun dengan beberapa penyesuaian. Sementara untuk bangunan atas menggunakan rangka yang diambil dari stok yang sudah tersedia sehingga pelaksanaan pembangunan Jembatan Kuning bisa dilakukan lebih cepat.
Peresmian dan pengoperasian kembali Jembatan Kuning pun dijadikan sarana rebranding oleh Bupati Klungkung pada saat itu. Diharapkan dengan adanya ekspos media dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang mengunjungi Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan dan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat.
Pemerintah pun mengimbau agar masyarakat dan wisatawan turut andil dalam memelihara dan menjaga jembatan Kuning agar dapat berfungsi dengan baik sesuai umur rencana. Salah satu cara menjaga jembatan gantung ini dengan hanya boleh dilintasi sesuai peruntukan, tidak melakukan vandalisme, ataupun membuang sampah di area jembatan.
Tak hanya menjadi daerah tujuan wisata, Bali pun kerap dijadikan tuan rumah berbagai perhelatan internasional. Salah satunya adalah World Water Forum ke-10 yang berlangsung pada tanggal 18 -24 Mei 2024 dan dihadiri oleh delegasi dari berbagai negara. Tentunya, selain sebagai forum diskusi, perhelatan internasional yang diadakan di Bali tersebut juga dimanfaatkan sebagai ajang untuk promosi pariwisata. (gir)